Kamis, 13 September 2018

Masuk Abri Nyanda Boleh Ompong

Cerita Humor Dan Lucu - Dua kali masuk ABRI di Kota Manado, Ale belum lulus. Semua langkah ia kerjakan, dari melobi kerabat paling dekat sampai jual pohon kelapa punya orangtua untuk menyogok pemimpin paling tinggi lokasi Sulawasi Utara.

Ale tidak kunjung putus harapan. Berbekal seadanya, optimisme yang lebih, pada akhirnya ia berkemauan pergi ke Jakarta. Ale menduga, mungkin di Jakarta semakin lebih gampang masuk jadi anggota ABRI.
Masuk Abri Nyanda Boleh Ompong
Masuk Abri Nyanda Boleh Ompong

Sesampai di Jakarta, Ale ikuti semua prosedur pendaftaran militer. Ujian fisik, ujian mental, serta ujian tercatat benar-benar ia ikuti. Sayangnya, Ale tidak lulus juga.

Tidak hilang akal, Ale beranikan diri berjumpa Panglima.

“Pak Jenderal, kita mo bertanya.”

“Bertanya apakah?” Pak Jenderal rada bingung.

“Kiapa kita nyanda lolos tes masuk ABRI? Semua prasyarat kita iko akang. Walau sebenarnya kita pe tubuh ba otot, kita juga so sabuk itam di karate, tetapi kita masih tetap nyanda ka terima di militer.” Muka Ale tampak emosi.

Pak Jenderal bingung ingin jawab bagaimana. Prosedur telah jelas di papan pengumuman. Jika tidak lulus bermakna ada yang tidak tercukupi.

“Coba Ale senyum dahulu.”

Ale coba senyum walaupun emosinya belumlah turun.

“Nah. Mengapa Ale tidak lulus tes? Karena Ale ompong. Gigi Ale tampak tiga yang hilang,” Pak Jenderal jawab dengan tenang.

Muka Ale tampak merah. Ale juga menanyakan lagi, “Pak Jenderal, apa torang maso di ABRI mo baku perang atau baku gigit kah?”

Sebelum tes masuk ABRI kali ke-3, Ale meluangkan berjalan-jalan ke Yogya. Berjumpa dengan kawan lamanya yang telah lama tinggal serta nikah di tanah Hamengkubuwono, namanya Adlun.

Adlun mengantarkan Ale ke obyek wisata. Dari selatan ke utara serta dari timur ke barat. Adlun serta Ale bebaskan capek di Jalan Malioboro karena satu hari penuh mereka keliling Yogya. Saat satu hari, Ale memerhatikan gedung-gedung serta mobil-mobil yang melalui. Akan tetapi, ada yang buat Ale takjub, yakni tanah di Jawa subur sekali.

“Kakak Adlun, tanah di Jawa subur-subur e. Beda deng di Sulawesi,” Ale keluarkan kekagumannya pada Adlun.

“Ah tidak, Ale. Tanah di Sulawesi lebe subur. Torang masih tetap makan durian serta bete. Jika di Jawa nyanda ada,” Adlun menyanggah kekaguman Ale.

“Adodo, Adlun, kiapa ngana so lebih bodok bagini. Apakah ngana so buta kah? Co haga itu tiang listrik. Tiang-tiang listrik di Jawa lebe tinggi sedang di Sulawesi pendek-pendek.”

Gigi Palsu

Sesudah dengar narasi dari Ale jika Jakarta banyak mobil serta gedung-gedung tinggi. Nona menyusul ke Jakarta. Tetapi saat tinggal di Jakarta, Nona tidak yakin diri karena giginya ompong.

Selanjutnya Nona mengadu pada ibunya.

Nona: Ibu, kita nyanda parcaya diri tinggal di Jakarta. Kita pe gigi ompong. Kita mo senyum sama cowok-cowok tetapi kita malu sekali.

Ibu Nona: Sabar, sayang, nantikan Ibu jual pohon cengkeh dahulu, baru bili akang ngana gigi palsu.

Puji Tuhan. Nona suka sekali dengan gigi palsu yang dibelikan oleh ibunya. Ia tetap yakin diri saat berpapasan dengan cowok-cowok Jakarta. Serta tentunya ia tetap senyum jika berjumpa dengan cowok.

Belumlah cukuplah tiga bulan nikmati gigi palsu, Nona menelepon lagi pada mamanya.

“Mama, kita so nyanda malu-malu lagi jika bertemu deng orang di jalan. Gigi palsu ini biking kita parcaya diri. Tetapi, Mamaaa ….” Nona terasa berat ingin jelaskan suatu pada ibunya.

“Tapi apakah, sayang?

“Mama, kita pe perut buncit.”

“Pukimai ngana e. Torang so jual pohon cengkeh untuk tambal ngana pe lubang atas. Kiapa ngana so pigi membuka ngana pe lubang bawah!?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu Cerita Humor Dan Lucu - Keseharian Minah pergi ke sungai membersihkan pakaian, satu hari saat...