Selasa, 04 Desember 2018

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu


Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu

Cerita Humor Dan Lucu - Keseharian Minah pergi ke sungai membersihkan pakaian, satu hari saat barusan mengawali membersihkan, dilihatnya seekor ikan terjepit diantara bebatuan serta menggelepar-gelepar. Demikian lihat, Minah menghampirinya, serta si ikan berkata, “Kalau kamu menolongku, saya akan menyetujui tiga permintaanmu. Tetapi ingat, apakah yang kamu meminta membuat suamimu memperoleh sepuluh kali lipat dari apakah yang kamu meminta.”

Minah juga membantu ikan itu serta meminta agar mukanya dirubah jadi cantik. “Tapi ingat …suamimu bisa menjadi sangat tampan dalam dunia,” kata ikan memperingatkan.
“Nggak permasalahan,” jawab Minah. Abrakadabra? jadilah Minah wanita yang sangat cantik, begitupun suaminya jadi amat-sangat tampan.

Keinginan ke-2, Minah ingin jadi kaya, “Ingat, suamimu akan sepuluh kali lebih kaya, apakah kamu tidak takut” kata ikan.
“Ah, tidak apa-apa. Kepunyaannya kan milikku ikut,” jawab Minah. ‘Abrakadabra?’ jadilah Minah orang yang kaya. Begitupun suaminnya 10 kali lipat kekayaannya dari Minah.

“Lalu permintaanmu yang ke-3 apakah?,” bertanya ikan.
“Aku ingin memperoleh serangan jantung ringan-ringan saja”.
“Abrakadabra……….???

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seseorang gadis, hitam manis, duduk dalam suatu bar. “Permisi, bisa saya mentraktir anda minum?,”tawar seseorang lelaki muda menghampirinya.
“Apa? Ke hotel?,”teriak si gadis.
“Bukan, bukan. Janganlah salah pengertian. Saya cuma menawari minum,” Papar pria itu 1/2 keder.
“Kau minta saya temani ke hotel?,” teriak sigadis lebih keras.
Terasa di tolak, dengan perasaan malu, lelaki muda itu beringsut serta duduk di pojok ruang. Kebanyakan orang di bar menatapnya dengan sinis serta mencibir.

Beberapa waktu lalu, si gadis mendekati si lelaki muda itu. “Maafkan saya. Saya tengah menyamar. Sebetulnya, saya ialah seseorang mahasiswi psikologi yang tengah pelajari perilaku manusia di keadaan yang tidak dikehendakinya,” papar wanita itu menuturkan.
Si lelaki memandang dengan tampang dingin. Lalu berteriak dengan sangat kerasnya.
“Berapa? Dua ratus ribu?!!!”

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Satu hari satu kelas berfoto bersamanya. Sesudah photo jadi, Bu Guru merayu anak-anak untuk beli, setiap orang satu photo. Bu Guru berkata pada murid-muridnya, “Kalian semestinya beli photo ini, mumpung semua rekan kalian di sini komplet terkumpul. Photo ini akan memberi masa lalu yang manis. Satu hari kelak saat kalian telah besar-besar serta lihat photo ini, saya meyakini kalian juga bakal suka.”

Tidak seorangpun berbicara, lantas Bu Guru meneruskan, “Coba pikirkan, kelak kalian akan lihat photo ini serta berkata, `Oh ini si Tina, saat ini jadi dokter. Ini Totok, saat ini jadi petinggi, ini Tari yang saat ini jadi artis, ini…” Seseorang murid lelaki bandel di belakang menyela, “Yang ini Bu Guru, saat ini telah wafat..”


 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seseorang pendeta mendatangi barbershop, sesudah memotong rambutnya ia menanyakan, “Berapa yang perlu saya bayar?”, Tukang cukur menjawab “Oh tak perlu pak, saya suka melayani orang yang sudah bersedia melayani Tuhan”. Esoknya ia memperoleh kiriman 12 buku-buku agama dari pendeta itu menjadi perkataan terima kasih

Esok harinya Seseorang polisi mendatangi barbershop, sesudah memotong rambutnya ia menanyakan, “Berapa yang perlu saya bayar?”, Tukang cukur menjawab “Oh tak perlu pak, saya suka melayani orang yang sudah bersedia melayani masyarakat”. Esoknya ia memperoleh kiriman 12 kue donat dari polisi itu menjadi perkataan terima kasih.

Esok harinya Seseorang angggota DPR mendatangi barbershop, sesudah memotong rambutnya ia menanyakan, “Berapa yang perlu saya bayar?”, Tukang cukur menjawab “Oh tak perlu pak, saya suka melayani orang yang sudah bersedia melayani negara ini”. Esoknya ia lihat 12 anggota DPR lainnya antre di muka Barbershop nya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seseorang istri menyongsong suaminya pulang kantor, dengan senyum mesra.
Istri : “Mas saya terlambat sebulan, kita akan miliki bayi. Tetapi sehubungan barusan saya baru test ke dokter, janganlah kasih tahu siapa saja ya, entar malu jika tidak jadi”.

Besok paginya ada tukang tagih listrik mengetok pintu. Sesudah dibukakan si Tukang Listrik katakan ke Istri……
Tukang Listrik : “Bu, anda terlambat satu bulan”
Istri : “Hah dari tempat mana anda tahu ?”
Tukang Listrik : “Ini berada di catatan kami…”
Istri : “Haaah… waktu sampai berada di catatanmu?”

Kamis, 20 September 2018

Suprised Dari Keluarga Korban

Cerita Humor Dan Lucu - Bicara terkait mop, saya sangatlah tertarik pada lawakan-lawakan unik Indonesia Timur ini. Saya punyai banyak kawan dari Indonesia Timur yg lihai keluarkan MOP. Lebih dari itu, saya pernah juga tinggal lama di Papua serta Sulawesi Selatan yg kesehariannya di isi dengan mop-mop jenaka. Satu dari beberapa kawan saya yg lihai keluarkan mop bernama Rufus Wenda. Ia datang dari Kabupaten Puncak Jaya di Papua, sejak mulai kecil tinggal di Nabire, serta sekarang tengah kuliah di Yogyakarta.
Suprised Dari Keluarga Korban
Selanjutnya saya untuk dikit mop dari Rufus di sini, dua saja dahulu, jangan sampai banyak-banyak, supaya saya tetap punyai persediaan bahan buat senantiasa menyumbang tulisan di Mojok. Masak Saleh Abdullah si Jin Kura-Kura saja yg banyak tulisannya di sini, saya juga pengin dong.

Hadiah yg Diterima tiada Butuh Beruntung 


Satu kali, dua orang kakak beradik yg lama gak jumpa selanjutnya bersua di Jayapura, tempat sang kakak menimba pengetahuan. Adik baru turun gunung. Mereka berdua terus saksikan kompetisi sepak bola di tv. Kala sela pada sesi pertama serta ke dua, sang kakak lapar, ia memohon adiknya memasak mi instant.

Adik yg belumlah sempat memasak mi instant tiada fikir panjang langsung mengerjakan perintah Kakak. Sehabis menyalakan kompor, Adik lantas ajukan pertanyaan, “Kakak, ini mi digodog atau gorengkah? ”
“Ko dapat bacakah tak? ” Kakak balik ajukan pertanyaan.
“Bisa to. ”
“Di bungkus itu dorang menyebutkan apakah? ”
“Rebus. ”
“Itu udah! ! ! ”
Gak berapakah lama mi rebus tersaji. Kompetisi sesi ke dua lantas di mulai. Sambil saksikan kompetisi, Kakak mulai makan mi. Satu suap, dua suap, terus menyeruput kuah yg tetap panas, kakak terasa ada yg aneh, mi merasa cemplang. Lantas ia ajukan pertanyaan terhadap adiknya, “Adik, dong pu bumbu ini udah ko kasih masukkah? ”
“Ah, bumbu apalagi, Kakak? ”
“Ada itu didalam bungkus, yg kecil-kecil itu, bungkus warna perak. ”
Sambil keluarkan bumbu mi instant dari saku, sang adik berujar, “Kakak pu tujuan itu yg inikah? ”
“Iyo, itu udah. Baru, mengapa tak ko kasih masuk itu barang? ”
“Ah, sa sangka ini hadiah! ! ! ”

Mungkin Ini Bukti Reinkarnasi 


Saat senja berlangsung kecelakaan jalan raya di jalan raya, beberapa orang yg menyaksikan peristiwa itu langsung bergabung di area peristiwa buat saksikan dari dekat sekali. Korban yg bersimbah darah serta tergeletak ditengah jalan dikerubungi oleh mereka yg ingin saksikan dari dekat. Gak berapakah lama, Pak RT datang di area peristiwa.

Banyak manusia yg bergabung di area peristiwa sebabkan Pak RT ada masalah mendekat ke TKP. Ditambah badan yg kecil lagi rapuh, Pak RT ada masalah tembus kerumunan manusia. Ia coba sekali mendorong masuk, tidak sukses. Ia bergeser ke segi lain, lantas lagi coba mendorong masuk, tidak sukses lagi. Gak patah semangat, ia bergeser ke segi yg beda lagi serta coba mendorong masuk mendekati korban yg dikerumuni beberapa orang. Apakah daya, badan kecilnya membuatnya kembali tidak sukses.

Selanjutnya sehabis memikir panjang serta mencari trik agar dapat mendekat ke TKP, Pak RT menemukannya trik tepat buat dapat tembus kerumunan manusia. Dengan kepercayaan penuh lantas ia berujar 1/2 berteriak terhadap kelompok manusia, “Permisi ya, permisi, tolong sa diberikan jalan dolo ini. Permisi, darurat ini, sa keluarga korban ini! Keluarga korban! ”

Sejumlah penduduk yg dengar itu melihat sinis menuju Pak RT. Memahami hal semacam itu, Pak RT gak kalah sinis, lantas ia kembali berujar menekankan, “Iyo, benar ini, ko trada percayakah sa keluarga korban? Kasih jalan dolo! ”

Kesempatan ini Pak RT sukses. Kelompok manusia yg berdesakan berikan jalan luas baginya. Ia lantas melenggang dengan asik ketujuan TKP. Kala selanjutnya datang di TKP, Pak RT kaget serta malu bukan kepalang lantaran nyata-nyatanya yg tertabrak mobil serta berubah menjadi korban kecelakaan merupakan BABI. .

Rabu, 19 September 2018

Kelompok Narasi Humor Lucu Dari Sukimen Bahasa Jawa

Cerita Humor Dan Lucu - Kalian beberapa pecinta narasi lucu? kalian pingin membaca narasi yang singkat sangat lucu banget serta konyol, gokil, kocak dari Sukimen berbahasa Jawa? Santri45 tempatnya. Koleksi narasi humor ngakak banget dan konyol dengan bhs jawa, perihal Sukimen di tempat ini terbagi dalam bermacam jenis tema yang bersumber dari bermacam momen konyol yang tentulah dapat membuat kalian ketawa lebih ngakak dari awalnya. Tiap-tiap terbitan artikel narasi lucu humor cuma disediakan pada sebuah obyek agar Kalian lebih senang serta terhibur.

Posting kesempatan ini dapat mengupas kelompok narasi lucu Sukimen bhs jowo. Silakan dikaji dengan baik serta sediakan tenaga tambahan untuk ketawa 1/2 mati. Kelompok narasi humor lucu banget perihal Sukimen dihimpun dari peristiwa-peristiwa konyol yang gokil serta lucu. Cuss dikaji gan.

1. Narasi Lucu Sukimen Boso Jowo : Ménabrak Pésta Pérnikahan 


Polisi : “Ya’ opo critané sampèk koén nabrak uwong 20 iku? ”
Sukimen : “Aku nyétir mobil kécépatan 90 km/jam. Serasi nang pértélon moro2 rèm-é blong. Nèk ngiwo onok wong lanang loro, lha nèk néngén onok pésta kawinan. Cobak nèk Ayah, pilih nabrak sing éndi? ”
Polisi : “Yo mésti ngiwo, korbané luwih thithik. ”
Sukimen : “Pérsis. . ! ! Saya yo mikir ngono Pak ! ”
Polisi : “Trus la’opo wong2 sing nang pésta kawinan sing malahan kowé tabrak? ! ”
Sukimen : “Lhaaa, niku masalahé. Saya wis milih wong lanang loro sing nang kiwo, …. éh dèk-é mlayu nyabrang moro nang pésta kawinan…dadi saya yo mbanting stir néngén, ngubér wong loro ingin Pak…! ”
Polisi : “Guoobluooogg. . . . !
Sukimen : ”’”énggih lérés! ! pancén wong lanang loro ingin guooblooogkk, Pak Polis.

2. Narasi Humor Sukimen Boso Jowo : SUKIMEN DAN RAPORT 


Sukimen : “Pak, méngko serasi préian nyong détukokna pit ya. . ”
Bapaké Sukimen : “Oké, namun rapot sékolahmu kudu ana angka 9-é. Télu baé, ora mesti kabéh”.
Bar tampa rapot …
Sukimen : “Pak, rapoté inyong ana angka 9-né télu. Pit-é éndi, Pak. . ? ! ”
Bapaké Sukimen : “Naaaahhh kaya kuwé sing jénéngé anaké Inyong. Pintér sékolahé. Kaé pit-é wis ték tukokna, néng pédangan. Rapoté éndi. . ? ? ”
Sukimen : “Ték délah néng ndhuwur tivi, Pak…” ujaré Sukimen karo ngglindhing numpak pit anyar.
Isi Raporté :
-Matématika = 3
-IPA = 4
-Pénjas = 4
-IPS = 4
-Bhs Indonésia = 3
-Sakit = 9
-Ijin = 9
-Alpa = 9

3. Narasi Lucu Sukimen Bhs Jawa : Pésén Simbok 


Sukimen (8 th) cah Klatén arép lungo, ditérké simbokné nyégat bis.
Kérnét bis : “Suroboyo, Suroboyo, bu? ”
Simboké Sukimen : “Pak tulung nggih, méngké nék juga tékan Jombang, laré niki dikandani.
Kérnét : “nggéh bu, tariiiikkk”
Nang términal Solo Sukimen takon kérnét bis, “Wés cédhak Jombang durung Lik ? ”
Kérnét : “Durung léé. . jék suwé”
Ora lét suwé tékan Sragén, Sukimentakon manéh, “Wés tékan Jombang Lik ? ”
Kérnét : “Durung Léé…. jik uuuaduuooohh”
Sukimen bosén ora tékan-tékan. Akhiré kéturon. Bus térus mlaku arah Suroboyo. Ora kroso bis wés ngliwati Jombang. Kénék lali pésénané mboké Sukimen. Baréng kélingan, kérnét langsung omong nang sopir, “Duuh kang, saya duso nang bocah kui, karo nuding Sukimen séng lagi turu ngglésér.
Sopir : “Lho kénopo, to? ”
Kérnét : “Mau mboké nitipké, yén tékan Jombang bocahé tulung kandanono”
“Wah, lha piyé kowé kui. Jombang wés kliwat adoh”, Jawab sopiré, bingung.
Tujuné sopiré apikan, gélém balik nang Jombang. Sak wisé njaluk pérsétujuan karo pénumpang liyané, mérgo mésakké karo si Sukimen. Sak wisé bis tékan Jombang, Sukimen digugah.
Kérnét : “Léé… tangi léé. Wés tékan Jombang, ki”, karo nggoyang goyang awakké Sukimen.
Sukimen njénggirat, “Wés tékan Jombang lik? ”, Karo grusa grusu mbukak kantong, ngétokké sanguné ; ségo sambél, lawuhé iwak asin.
Kérnét takon, “Arép mudhun kéné léé. . ? ”
“Ora Lik…. . wong saya arép nang Suroboyo. Ingin simbokku pésén, sanguné méngko dipangan nék wés tékan Jombang waé yo lé”, jawab Sukimen karo muluk ségo.
Kérnét, sopir, lan kabéh pénumpang muni baréng : “WéDHUUUSS ténan cah iki…. tiwasé mbaliiik! ”

Senin, 17 September 2018

Sandiaga Uno Akan Menjadi Ulama Jadi Ada Masalah

Cerita Humor Dan Lucu - Dengan cara terminologi, penyematan status ulama ke Sandiaga Uno tidak salah sekali-kali. Namun mengapa terdapat banyak yg tidak setuju ya?

Geger penyebutan “ulama” buat cawapres (calon wakil presiden) Sandiaga Salahuddin Uno muncul. Gara-garanya Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nut Wahid, menyaksikan eks Wakil Gubernur DKI Jakarta ini menjadi pribadi ulama walau tidak menyandang titel “Kiai Haji” seperti biasanya.
Sandiaga Uno Akan Menjadi Ulama Jadi Ada Masalah

Karena memang beliau tidak belajar di komune tradisionil keulamaan


Penyebutan buat Sandiaga ini bukan yg pertama. Bila netizen yg dirahmati Allah ingat, Sohibul Iman, yg Presiden PKS, juga menyebutkan Sandiaga menjadi seseorang santri.

“Saya dapat jelaskan saudara Sandiaga Uno menjadi pribadi santri di jaman post-islamisme, ” kata Sohibul.

Melekatnya status “ulama” serta “santri” buat Sandiaga ini selekasnya diprotes oleh netizen. Hedeh, basic netizen kagak sempat belajar apa-apa. Jaman pribadi sekaliber Hidayat Nur Wahid sama Sohibul Iman kalian tidak setuju sich? Meskipun sebenarnya kan memang Sandiaga itu betulan ulama.

Sebelum mengulas perihal pelekatan status “ulama” pada Sandiaga, bila netizen sempat juga ingat, dahulu Tommy Soeharto sempat juga dapatkan titel “gus” juga lho. Ingin yg lebih sangar lagi? Oh, ada. Setya Novanto, iya pribadi sakti yg dapat sulapan melampaui kekuatan Pak Tarno serta sukses buat penjara menjadi sekelas hotel berbintang, sempat pula disematkan status “kiai”.

Semat-menyematkan titel status keagamaan ini memang wajar di Indonesia. Ditambah lagi bila yg disematkan itu seseorang petinggi serta kebetulan sesaat lagi ingin naik panggung ke penentuan umum. Bila dahulu, dalam perkara Gus Tommy serta Kiai Setnov, kedua-duanya benar-benar lagi ingin ancang-ancang buat Pileg 2019 besok. Gus Tommy selanjutnya melalui jalan Partai Berkarya, dan Kiai Setnov melalui jalan KPK.

Kembali lagi bab Sandiaga. Dengan cara terminologi simple, penyematan “ulama” ke Sandiaga tidak salah-salah sangat sich. Ya pemicunya, seperti yg netizen juga telah mengetahui, kata tunggal dari “ulama” ialah kata “alim” yg di Indonesia miliki beda arti dengan asal-usul kata ‘alim dari Bhs Arab. Nah, agar mudah, kita dapat menggantungkan argumentasi ini dari kata alim (Bhs Indonesia) dengan ‘alim (Bhs Arab) lebih dahulu biar lebih jelas.

Alim di Indonesia memang terlanjur dimaknai sesuai sama saleh, alias pribadi yg diyakini miliki kedekatan spiritual dengan Tuhan. Dan ‘alim yg bila diambil dari kata basic ‘alima miliki makna jelas.

Bila ingin mengerti dari linguistiknya Bhs Arab, kata ini kelak menjadi miliki beberapa turunan (baca : tasrif) yg beberapa miliki arti sama pada Bhs Arab dengan Bhs Indonesia. Misalnya seperti dari ‘alima menjadi alim, pengetahuan, allamah, ta’lim.

Sebab saya tengah tidak membuka kelas pengetahuan shorof (pengetahuan buat mengetahi pergantian skema frasa dalam Bhs Arab) serta saya juga bukan “ulama” dibidang shorof, jadi cuman utarakan selintas saja agar basic penyebutan ulama buat Sandiaga ini dapat disaksikan ya tidak salah-salah sangat.

Menjadi disaat ‘alim dimaknai menjadi pribadi yg tahu atau jelas, jadi menyebutkan Sandiaga menjadi ‘ulama jelas bukan satu kekeliruan. Sebab memang Sandiaga ialah pakar atau ilmuwan dalam sektor yg dia kuasai. Contohnya dalam sektor ekonomi, Sandiaga ialah ‘ulama ekonomi, alias ilmuwan ekonomi. Sandiaga itu ‘alim alias jelas perihal kesulitan itu.

Nah, bila dengan cara terminologi, beres udah, Hidayat Nur Wahid memang tidak salah sekali-kali.

Kasusnya, geger bab sematan ini masih berlangsung. Meskipun sebenarnya netizen Indonesia yg udah jago banget dalam berbahasa Arab waktu terakhir ini, tahu benar kalau ‘ulama yg di jelaskan buat Sandiaga ini tidak salah.

Lantas apakah kasusnya?

Ya sebab dari antropologis, ‘ulama di Arab dengan ulama di Indonesia itu beda. Sesederhana itu.

Pergantian serta ketaksamaan arti dengan cara antropologis ini tidak di pandang terutama oleh Hidayat Nur Wahid, hingga buat netizen menjadi terbelah. Pada yg setuju dengan sematan ini, dengan yg kontra dengan sematan ini.

Walau sesaat alim serta ulama miliki arti yg sama dengan cara terminologi pada Bhs Indonesia dengan Bhs Arab, namun pengakuan ini menjadi penuh pembicaraan bila arah bacaannya gunakan kacamata antropologis. Ditambah lagi bila ingin ditarik dikit ke histori bagaimana adat pesantren di Nusantara berkembang.

Tidak sama dengan ‘ulama yg di kebudayaan Arab buat menyebutkan seseorang yg berilmu di berapa sektor, di Indonesia penyebutan ulama disematkan cuma buat orang yg berilmu pada satu spektrum saja, yaitu agama. Lah, mengapa hal semacam itu dapat berlangsung?

Ya gak berbeda serta gak bukan sebab pada jaman dahulu, seseorang ulama serta keturunannya lebih miliki akses pengetahuan yg tidak dapat didapat oleh rakyat jelata. Pada jaman itu, pendidikan cuma dipunyai oleh banyak tuan tanah-tuan tanah atau pribadi yg mempunyai pengaruh. Yah, katakanlah orang mempunyai pengaruh dapat dibagi menjadi dua, sebab politik (keturunan raja dan lain-lain) sebab agama (keturunan kiai dan lain-lain) .

Nah, sebab pada jaman begitu belumlah ada pembagian pada pengetahuan agama dengan pengetahuan umum—tidak seperti saat ini yg ada ragam kampus islam serta kampus negeri, jadi semua pengetahuan dipandang sebagai satu kesatuan yg tidak dipisahkan kedua-duanya. Seseorang ‘alim dirasa tahu semuanya, bukan hanya bab akhirat tetapi juga dunia.

Seseorang ulama, akan didatangi oleh penduduk serta ditanyai bermacam ragam kesulitan. Bukan hanya kesulitan fikih atau kasus agama, tetapi juga bab jaman tanam, jaman panen, masalah ternak, bertanya tanggal menikah, bahkan juga sampai tentang nama anak.

Perihal ini memang searah dengan pemikiran Quraish Shihab dalam bukunya Ulama Pewaris Nabi perihal kehadiran diksi ‘ulama dalam Al-Quran yg dimaksud dengan cara eksplisit 2x. Yg pertama menyebutkan kalau ulama dimaksud sebab pemahamannya akan ayat-ayat Allah atau miliki pengetahuan berwujud qur’aniyah, di lain bidang juga miliki kekuatan keilmuan berwujud kauniyah alias sanggup membaca pertanda alam.

Oke, sampai titik ini, andil ‘ulama di Arab dengan ulama di Nusantara tampak tetap sama. Saling ahli di banyak sektor.  Lantas apakah yg buat kedua-duanya beda serta beralih? Ya sebab ada kolonialisme.

Beberapa orang Eropa yg ada ke Nusantara dikit banyak turut “mengajari” nalar-nalar masuk akal ala barat ke penduduk. Lambat laun jadi penduduk Nusantara menjadi memahami ada ketaksamaan pengetahuan yg tidak semua dapat dijawab oleh banyak “ulama” mereka. Atau bila juga dapat dijawab oleh banyak ulama, pengetahuan barat lebih merasa dekat dengan penguasa (Pemerintah Kolonial) .

Pengetahuan moderen ini ujug-ujug mengedit trik berfikir penduduk. Ulama tak lagi dikultuskan tahu semuanya lagi. Beberapa ada yg tetap bertahan yg kita kenal menjadi “santri”, beberapa ada yg tertarik mengerti standard moderen yg dibawa banyak imigran-imigran Eropa itu.

Lantas makin lama banyak ulama tak lagi di pandang miliki semua hal yg dapat menjawab persoalan hidup. Kekuatan ulama selanjutnya menyempit menjadi pada kesulitan agama saja, terutama Islam, ya sebab kolonialisme tidak dapat ngajar bab Islam. Pemaknaan ulama juga selanjutnya dikenali cuma pada “ahli dalam agama Islam” saja seperti yg saat ini kita ketahui biasanya.

Lantas apabila ada yg bertanya, memang kelirunya Hidayat Nur Wahid nyebut Sandiaga menjadi ulama apa itu? Ya sebab beliau tidak gunakan kata ‘ulama tetapi jadi gunakan kata ulama.

Seakan-akan antropologi Islam di Nusantara ini sesuai sama yg ada pada Arab sana.

Kumpulan Cerita Lucu Paling Gokil Seorang Pilot

Cerita Humor Dan Lucu - Cerita 3 Pilot yang disandera oleh Suku Dayak yg Kanibal, ke-3 pilot yg takut itu meminta supaya tidak dibunuh. Jadi kepala suku ditempat berkata, 'Kalo kamu semua masih tetap ingin hidup, kalian mesti pergi ke rimba serta bawa serta kembali 10 buah yg macamnya sama. Tetapi kalian cuma memperoleh waktu 3 jam!'
Kumpulan Cerita Lucu Paling Gokil Seorang Pilot
Sebelum 3 jam, pilot ke 1 juga pada akhirnya hadir membawa 10 buah apel.
Kepala Suku : "Baik kamu sudah membawa 10 buah apel. Saat ini masukan semua apel itu lewat lobang pantat kamu satu-satu. Jika kamu mendesah, atau membuat nada, kamu akan saya potong2!"
Dengan penuh perjuangan serta ketahanan pada akhirnya apel ke 1 dapat dia masukan. Akan tetapi di apel yg ke 2 ia tidak dapat meredam sakit, serta sambil mendesah. Dengan kejam sang kepala suku memenggal kepala si pilot. Jadi naiklah ia ke surga.

Pilot ke-2 hadir membawa 10 buah lengkeng. Serta kepala suku memberi instruksi yg sama. *Dalam hati*"Yah jika lengkeng sich mudah!' Satu lengkeng masuk, dua lengkeng, tiga lengkeng, tetapi saat ia masukkan lengkeng yg ke 10 sang kepala suku tiba2 memotong kepalanya.
Waktu pilot ke-2 naik ke surga ia berjumpa dengan pilot-1.
Pilot2 : Wah kamu mati juga ya?
Pilot1 : Iya saya bawa serta apel sich. Kan sakit ! Sialan itu kepala suku, syaratnya berat banget! Trus kamu bawa serta buah apakah?
Pilot2 : Lengkeng.
Pilot1 : Lengkeng? Itu kan mudah, kecil, gak sakit lagi!
Pilot2 : Memang benar. Semua lengkeng hampir saya masukan semua ke lobang pantat. Tetapi ya itu, tiba2 saya ketawa serta semua lengkeng yg saya telah masukan keluar semua…..
Pilot1 : Bego kamu! Koq tertawa ?
Pilot2 : habis cocok ingin masukin lengkeng ke 10 saya simak Pilot-3 bawa serta DUREN...!!!
Bagaimana tidak ngakak...??

Minggu, 16 September 2018

Mengapa Gajah Tidak Bisa Terbang

Kenapa Gajah Tidak Dapat Terbang 


Cerita Humor Dan Lucu - Barusan di sekolah Bapa Guru menuturkan mengapa burung dapat terbang. Tuturnya, itu sebab dia miliki pundi-pundi hawa. Sampai didalam rumah Markus bertanya ke Ibu Yos.
Mengapa Gajah Tidak Bisa Terbang
“Ma, mengapa burung de dapat terbang, tetapi gajah tra dapat?”
Dengar pertanyaan itu Ibu Yos ajak Markus keluar rumah. Dia kasih lihat beberapa burung merpati yang hinggap di atap seng rumah mereka.
“Ko ada lihat itu merpati hinggap di atap to?”
“Iyo, selalu?”
“Anak kepala bodok ni!” Ibu Yos menggeplak kepala Markus, lalu meneruskan, “Sekarang co ko pikirkan jika gajah yang hinggap. Sehari-hari kita pu atap bolong-bolong to!?”

Sa Masih tetap Sekolah

Namanya juga anak muda, tengah dalam waktu pubertas, Markus telah pasti miliki gadis idola. Sore itu saat Markus serta Yakleb, rekan karibnya, ingin memancing di dermaga, dilihatnya Siska idola hatinya tengah duduk baca buku dibawah pohon kersen.
“Adooohhh, Yakleb, Siska de pu cantik apakah yooo ….” Markus berhenti berjalan, kagum pada kecantikan Siska yang waktu itu gunakan jins selutut serta kaus hitam bertuliskan “I Love Papua”. Rambut Siska yang ikal panjang tertiup angin sepoi-sepoi.
“Begini, Kawan. Jika ko memang senang sama Ade Siska, le baek ko bicara saat ini. Dibanding besok de su dengan lelaki lainnya, ko menyesal to?” Menjadi rekan yang baik Yakleb memberikan pendapat sekalian merangkul bahu Markus.
Dalam hati Markus menyetujui pendapat Yakleb. Siska memang cukuplah popular di daerah tempat tinggalnya. Markus juga paham beberapa temannya ada yang naksir ade manis berkulit gelap itu.
Sesudah kumpulkan keberanian Markus jalan mendekati Siska. Detik itu juga dia ingin jelaskan cinta.
“Halo, Kaka Markus, mo pi ke manakah kah?” Siska menegur ramah.
“Ah, sa mo pi memancing saja. Berikut, Ade Siska …,” Markus mengawali. Tahu Markus ingin menyampaikan suatu yang terpenting, Siska memerhatikan dengan baik.
“Kaka su lama senang sama ade. Ade ingin menjadi kaka pu pacar kah?” bertanya Markus penuh berharap.
“Adoh … Kaka, terima kasih eee. Tetapi, maaf, sa tra dapat. Sa masih tetap sekolah, menjadi,” jawab Siska tiada fikir 2x. Dengar itu cepat-cepat Markus menimpali,
“Oooh … tra ayah, Adik. Kaka duga ko pu sekolah su libur.”

Agar Lebih Semangat

Satu hari guru-guru di sekolah Markus membuat sweeping alias mengecek isi tas murid untuk mencari beberapa benda yang semestinya tidak dibawa ke sekolah. Sialnya, pagi itu Markus didapati membawa DVD porno dalam tasnya. Sebab termasuk juga pelanggaran berat, Markus di panggil kepala sekolah.
“Markus, ko tahu ka tidak ini barang apakah?” Kepsek bertanya sekalian tunjuk DVD diatas meja.
“Iyo, Bapa, sa tau,” jawab Markus dengan muka pucat.
“Itu ko tahu jika ini film dewasa, baru mengapa ko masih tetap bawa serta ini ke sekolah?” Kepsek kembali menginterogasi.
“Begini, Bapa, sa bawa serta itu untuk ajak tonton rekan-rekan yang malas belajar. Agar dong lebih semangat.”
“Ko hilang ingatan kah?!” Kepsek menggebrak meja dengan berang. Cepat-cepat Markus memberikan, “Karena sa pu bapa sempat katakan ke sa pu ibu berikut: ‘Ma, co ko tonton ini film, agar ko lebih semangat,’ demikian …,” tutur Markus ketakutan. Dengar itu Kepsek langsung gelagapan.

Kamis, 13 September 2018

Jika Adam Hawa Orang Minahasa Kita Pasti Masih Tinggal Di Surga

Cerita Humor Dan Lucu - Akhir Juli serta awal Agustus menjadi minggu yang menyibukkan buat saya. Barusan kembali dari Kota Manado yang ada di lengan Pulau Sulawesi pada pertengahan Juli, saya mesti meneruskan perjalanan ke kaki Sulawesi, persisnya ke Kota Makassar. Semoga tidak lanjut ke selangkangan, eh!
Jika Adam Hawa Orang Minahasa Kita Pasti Masih Tinggal Di Surga
Ada banyak agenda pertemuan yang tidak butuh dibentang disini. Dari pertemuan-pertemuan itu, telinga saya seringkali tangkap mop yang dikatakan kengkawan-kengkawan dari pelosok negeri. Tersebut kisah-kisahnya.

Untung Adam serta Udara Bukang Orang Minahasa

Pagi itu kami bergegas ke Pasar Beriman di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, yang dijuluki Pasar Berlebihan.

Dari Kota Manado, jaraknya cuma 30-an menit. Di pasar itu di-display beberapa jenis daging binatang. Buat pengunjung yang belumlah terlatih, mesti kuat imannya. Mungkin itu alasannya pasar itu diberi nama Pasar Beriman.

Disana kita dapat jumpai daging kelelawar, tikus rimba, anjing, kucing, babi rimba, sampai ular sanca yang nama lokalnya ular patola.

Waktu perjalanan menuju pasar itu, didalam mobil, salah seseorang kawan saya bercerita mop yang berkaitan dengan kunjungan kami kesempatan ini. Sebutlah saja nama kawan itu Fay.

“Ngoni so sempat dengar ini mop mengenai ular patola?” bertanya Fay. Saya sendiri telah berulang-kali, tetapi kengkawan semobil yang lain yang datang dari Jambi, Bantaeng, Lembata, serta Maluku tidak pernah mendengarnya.

“Oke, lanjut cirita saja!” kata saya.

“Begini, torang manusia kan miliki nenek moyang itu Adam serta Udara, dorang dua tinggal di surga to?”

“Ya, ya, ya,” kata kawan dari Maluku.

“Kenapa mereka berdua dibuang ke bumi? Karena iblis yang beralih menjadi ular goda to?”

“Iya, baru dorang dua makang buah apel di pohong terlarang,” sambung kawan dari Lembata.

Gayung bersambut, Fay selekasnya menyelesaikan mopnya, “Nah, coba kalu Adam serta Udara itu orang Minahasa. Tentu yang ada makang bukang apel, tetapi ularnya! Serta kitorang manusia masih tetap tinggal di surga.”

Langsung seisi mobil riuh dengan tawa. Saya yang pernah dengar mop itu juga masih tetap tergelitik serta turut ketawa.

Pancasila Ada Berapakah Sila? 


Mop kesempatan ini dikisahkan kawan dari Larantuka. Kawan ini menceritakannya saat kami telah ada di Kota Makassar.

Sebutlah saja nama kawan ini, Om Bin. Saat itu, ada session bertanya jawab pada acara bertopik lingkungan hidup. Om Bin menyelipkan satu mop sebelum mulai menanyakan. Ice breaking, tuturnya.

“Ada rekan saya pergi berjumpa Pak Camat,” Om Bin mulai menceritakan.

“Kemudian, waktu berjumpa Pak Camat, rekan saya ini ditanyai, ada berapakah sila di Pancasila?”

“Teman saya itu menjawab tiga. Ia lalu ditampar Pak Camat,” lanjut Om Bin.

“Setelah itu rekan saya pulang, lantas berjumpa dengan saya. Ia lalu menceritakan, Pak Camat barusan menamparnya.”

“Itu mengapa? Saya menanyakan. Lantas kata rekan saya, Pak Camat menanyakan berapakah sila di Pancasila. Nyatanya rekan saya menjawab tiga. Oleh karena itu dia ditampar,” kata Om Bin.

“Saya lalu katakan, mengapa tidak dijawab lima. Lantas rekan saya menyahut, tiga saja telah ditempeleng, ditambah lagi dijawab lima!”

Om Bin sukses membikin seisi ruangan pertemuan membahana oleh tawa peserta.

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu Cerita Humor Dan Lucu - Keseharian Minah pergi ke sungai membersihkan pakaian, satu hari saat...