Kamis, 13 September 2018

Jika Adam Hawa Orang Minahasa Kita Pasti Masih Tinggal Di Surga

Cerita Humor Dan Lucu - Akhir Juli serta awal Agustus menjadi minggu yang menyibukkan buat saya. Barusan kembali dari Kota Manado yang ada di lengan Pulau Sulawesi pada pertengahan Juli, saya mesti meneruskan perjalanan ke kaki Sulawesi, persisnya ke Kota Makassar. Semoga tidak lanjut ke selangkangan, eh!
Jika Adam Hawa Orang Minahasa Kita Pasti Masih Tinggal Di Surga
Ada banyak agenda pertemuan yang tidak butuh dibentang disini. Dari pertemuan-pertemuan itu, telinga saya seringkali tangkap mop yang dikatakan kengkawan-kengkawan dari pelosok negeri. Tersebut kisah-kisahnya.

Untung Adam serta Udara Bukang Orang Minahasa

Pagi itu kami bergegas ke Pasar Beriman di Kota Tomohon, Sulawesi Utara, yang dijuluki Pasar Berlebihan.

Dari Kota Manado, jaraknya cuma 30-an menit. Di pasar itu di-display beberapa jenis daging binatang. Buat pengunjung yang belumlah terlatih, mesti kuat imannya. Mungkin itu alasannya pasar itu diberi nama Pasar Beriman.

Disana kita dapat jumpai daging kelelawar, tikus rimba, anjing, kucing, babi rimba, sampai ular sanca yang nama lokalnya ular patola.

Waktu perjalanan menuju pasar itu, didalam mobil, salah seseorang kawan saya bercerita mop yang berkaitan dengan kunjungan kami kesempatan ini. Sebutlah saja nama kawan itu Fay.

“Ngoni so sempat dengar ini mop mengenai ular patola?” bertanya Fay. Saya sendiri telah berulang-kali, tetapi kengkawan semobil yang lain yang datang dari Jambi, Bantaeng, Lembata, serta Maluku tidak pernah mendengarnya.

“Oke, lanjut cirita saja!” kata saya.

“Begini, torang manusia kan miliki nenek moyang itu Adam serta Udara, dorang dua tinggal di surga to?”

“Ya, ya, ya,” kata kawan dari Maluku.

“Kenapa mereka berdua dibuang ke bumi? Karena iblis yang beralih menjadi ular goda to?”

“Iya, baru dorang dua makang buah apel di pohong terlarang,” sambung kawan dari Lembata.

Gayung bersambut, Fay selekasnya menyelesaikan mopnya, “Nah, coba kalu Adam serta Udara itu orang Minahasa. Tentu yang ada makang bukang apel, tetapi ularnya! Serta kitorang manusia masih tetap tinggal di surga.”

Langsung seisi mobil riuh dengan tawa. Saya yang pernah dengar mop itu juga masih tetap tergelitik serta turut ketawa.

Pancasila Ada Berapakah Sila? 


Mop kesempatan ini dikisahkan kawan dari Larantuka. Kawan ini menceritakannya saat kami telah ada di Kota Makassar.

Sebutlah saja nama kawan ini, Om Bin. Saat itu, ada session bertanya jawab pada acara bertopik lingkungan hidup. Om Bin menyelipkan satu mop sebelum mulai menanyakan. Ice breaking, tuturnya.

“Ada rekan saya pergi berjumpa Pak Camat,” Om Bin mulai menceritakan.

“Kemudian, waktu berjumpa Pak Camat, rekan saya ini ditanyai, ada berapakah sila di Pancasila?”

“Teman saya itu menjawab tiga. Ia lalu ditampar Pak Camat,” lanjut Om Bin.

“Setelah itu rekan saya pulang, lantas berjumpa dengan saya. Ia lalu menceritakan, Pak Camat barusan menamparnya.”

“Itu mengapa? Saya menanyakan. Lantas kata rekan saya, Pak Camat menanyakan berapakah sila di Pancasila. Nyatanya rekan saya menjawab tiga. Oleh karena itu dia ditampar,” kata Om Bin.

“Saya lalu katakan, mengapa tidak dijawab lima. Lantas rekan saya menyahut, tiga saja telah ditempeleng, ditambah lagi dijawab lima!”

Om Bin sukses membikin seisi ruangan pertemuan membahana oleh tawa peserta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu

Dijamin Ngakak Cerita Pendek Sangat Lucu Cerita Humor Dan Lucu - Keseharian Minah pergi ke sungai membersihkan pakaian, satu hari saat...